Rachmad Rofik (Gus Fik), seorang trader senior asal Gresik, mengatakan, pandemi covid-19 bisa selesai dengan sendirinya seperti pandemi flu Spanyol pada 1918. Asalkan, warga bersikap tenang, tidak panik, tidak stres dan menjalani kehidupan dengan protokol kesehatan (Prokes), Sabtu (10/7/2021).
Gus Fik, warga Desa Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik mengatakan, penurunan pandemi covid-19 bisa terjadi secara alamiah. Sebab, pandemi covid-19 dan apapun bencana yang menimpa manusia, pada intinya mirip proses seleksi alam. Yang terkuat yang akan bisa bertahan.
“Seperti flu Spanyol yang memulai debutnya pada 1918 pada akhirnya selesai dengan sendirinya pada 1920. Meski vaksin belum ditemukan. Meski flu tersebut masih berkeliaran dan tidak hilang sepenuhnya dari muka bumi, namun manusia sudah bisa beradaptasi dengan penyakit itu,” kata Gus Fik, yang sehari-hari sebagai trader dengan sistem Wisefx.
Pandemi dan apapun bencana yang menimpa manusia pada intinya mirip dengan semacam proses seleksi alam. Yang terkuat yang akan bisa bertahan. Seperti tiga tahun flu spanyol menelan korban 50 juta orang. Covid-19 sampai dengan artikel ini ditulis sudah pada angka kematian 64,631 jiwa.
Vaksin yang beredar bukanlah obat untuk covid-19, dan obat dari flu yang 10 kali lipat dari flu biasa ini juga belum ditemukan. Di tengah mutasi covid-19 yang terus menerus, sehingga kondisi dan situasi saat ini mungkin tidak separah pada saat flu Spanyol, dimana angka kematian yang begitu besar dan kebingungan akan solusi yang belum ada dan belum tersedia di zamannya.
Lebih lanjut Gus Fik mengatakan, saat ini, banyak kasus kematian yang menimpa warga dunia diantaranya adalah akibat covid-19. Namun, ada secercah harapan, yakni adanya mereka yang berhasil sembuh dari penyakit yang diderita. Berdasarkan data yang pasien covid yang sembuh di Indonesia sampai saat ini ada 2,02 juta orang.
Menurut Gus Fik, ketakutan dan kepanikan hanya akan menurunkan imunitas tubuh. Sebaliknya, ketenangan dan rasa kesabaran akan menghasilkan enzim kekebalan tubuh secara alami yang bisa membantu menangani serangan fisik dan psikis pandemi.
“Manusia diciptakan memiliki kekuatan dan potensi self-healing. Ini yang kadang kita lupa, manusia memiliki kekuatan survival yang luar biasa. Jika mereka tetap percaya dan tidak frustasi serta panik dengan kondisi di sekitarnya. Sehingga ada pepatah ‘Ojo wani-wani, ojo wedi-wedi, tenangno ati’ (Jangan terlalu berani, jangan terlalu panik, tetap fokus pada ketenangan hati),” imbuhnya.
Gus Fik menegaskan, yang juga pernah berdonasi empon-empon di awal pandemi mengatakan, self-healing ini bisa dioptimalkan, jika dan hanya jika perasaan dan psikologis manusia tersebut tetap terkendali dalam zona ketenangan. Bukan hanya berkutat dalam zona kepanikan dan ketakutan. Rasa percaya pada kekuatan dan potensi diri, self-esteem inilah yang perlu dipupuk dan terus ditumbuhkan, disamping upaya-upaya medis dan protokol kesehatan yang sudah dan tengah dilakukan.
“Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh dari pengobatan, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan. Demikian Ibnu Sina, Bapak Ilmu Kedokteran mengatakan,” katanya.
Dari Pandemi covid-19 yang terus berkepanjangan hingga satu tahun lebih, menurut Gus Fik, pandemi ini akan berakhir, jika semua siap mengakhirinya, atau berakhir dengan sendirinya dengan ‘kecuekan’ kita. “Maka, perlu disiapkan ketenangan jiwa bagi seluruh masyarakat. Seperti rumus dalam trading, ketenangan dan kesabaran akan menghasilkan kemenangan. Maka, akan menghasilkan keberkahan yang melimpah, dan ada pelajaran berharga jika dalam pandemi kita bisa lebih mawas diri,” katanya.