Covid-19 memaksa semua orang untuk jarang keluar rumah, mobilitas dipaksa rendah agar penyebaran covid bisa diturunkan kurvanya. Nyatanya, the second wave (gelombang kedua) dan bisa jadi akan ada third wave (gelombang ketiga) dari korona bukan akan semakin mereda, namun akan semakin banyak memakan korban jiwa.
Untuk menjadi seorang pedagang / trader di pasar valuta asing tidak memerlukan ijazah. Anda hanya cukup memiliki modal minimal dan gadget yang terpasang aplikasi Meta Trader dan sudah siap untuk melakukan transaksi.
Masalahnya, mudahnya bertransaksi di dunia valuta asing (baca : forex) jika tidak diiringi dengan kemampuan dan ketrampilan psikologi mumpuni seringnya malah membuat banyak trader pemula terdepak keluar dari arena dan modal amblas seketika. Margin call disingkat MC, dibaca emsi, merupakan sebuah kondisi populer kekalahan para trader pemula. Sudah tidak terhitung jutaan trader merana karena modalnya hilang seketika karena salah dan kurangnya dalam memahami dan mengantisipasi pergerakan pasar valas yang tidak terduga.
“Besarnya volume likuiditas di pasar valas ibarat samudra keuangan yang jika terjun ke dalamnya tanpa memiliki pengalaman dengan jam terbang luar biasa sama dengan ingin menjaring paus dengan kail apa adanya. Mustahil berhasil, malah terjungkal tenggelam hasilnya. Sama dengan menyelam ke dasar samudra ingin mencari mutiara, namun oksigen yang dibawanya tidak mencukupi untuk sampai ke dasar samudra,” demikian penjelasan singkat Gus Fik kepada awak media.
Gus Fik, yang juga founder komunitas Gresikbaik, dalam mengarungi bisnis valas menerapkan sebuah teknologi dan algoritma ilmiah berdasarkan ilham dari ayat-ayat Alquran yang jarang diketahui banyak orang. Ilmu dan skill ini adalah ilham hasil riset ratusan ribu jam yang ternyata hasilnya memang tidak bertentangan dengan hukum alam, bahwa kesabaran adalah kunci dari kejeniusan dalam berdagang. Absen dari emsi (margin call, modal ambyar) dalam kurun waktu ratusan hari membuahkan solusi nyata di masa pandemi ini bagi para user Wisefx Trading System, besutan Gus Fik yang sudah mengantongi merek dan hak cipta selama 25 tahun.
Rumus dan formula trading anti emsi karya Gus Fik susah di copy paste karena ada satu elemen dan unsur krusial yang tidak semua trader bisa mengaplikasikannya, kecuali mereka yang sudah berada dalam ‘kapal pesawat’ Wisefx yang tahu dengan mata kepala mereka sendiri ketangguhan sistem ini.
Dengan inkam pribadi rata-rata diatas 90 juta rupiah sebulan, Gus Fik yakin jika sistem ini bisa menjadi solusi nyata di tengah pandemi asalkan kriteria dan syaratnya terpenuhi.
Bahkan harapan besar Gus Fik jika diundang untuk mempresentasikan sistem ini dihadapan pihak terkait dan Presiden RI Jokowi, sekalipun, Gus Fik siap melakukannya. “Demi nusa dan bangsa agar segera bisa mentas dari korona,” pungkas Gus Fik kepada awak media.